about me

Wednesday, March 20, 2013

Bawang dan Dilema Seorang Juru Masak

hanya ilustrasi [a photo by hikari]
 Seorang isteri atau ibu memiliki "kewajiban" memasak setiap hari untuk suami dan keluarganya. saya juga begitu, bagaimana dengan Anda? *ini malah jadi kayak iklan =)). kewajiban masak itu sangat berkaitan dengan harga bahan-bahan makanan di pasaran, baik itu sembako maupun teman2nya. dan isu paling heboh beberapa hari ini adalah harga bawang yang melonjak lima sampai enam kali lipat harganya. teman saya yang tinggalnya di Palembang sempat curcol alias misuh-misuh dengan saya di BBM karena ini.

"kalau masak mah nggak bisa sedikit bawangnya..." katanya.

saya juga berpendapat yang sama karena untuk menyingkirkan MSG dari list komposisi bahan makanan yang akan dimasak maka salah satu kuncinya adalah memperbanyak bawang merah dan bawang putih lalu ditambah dengan kombinasi garam+gula -yang sampai sekarang saya juga masih belum bisa membuat standar baku sendiri (penting gitu cus? =P).
lalu bagaimana jika harga bawang merah-putih itu sedang aktif mencekik dompet? 


Kadang ada ibu atau isteri atau perempuan yang mengalah dengan meraih bumbu instan yang tidak bergeming harganya di swalayan atau pasar terdekat. alasannya mungkin 

Ah, sebentar ini...
kalau udah turun harganya nggak bakal make bumbu instan lagi kok..
dan seterusnya

Padahal kalau menurut saya, naiknya harga bawang tidak boleh menggoyahkan idealisme seorang juru masak seperti kita. jangan sampai sekian lembar rupiah mengubah habit yang sudah susah payah kita bangun selama ini. lalu bagaimana solusinya?

solusinya simple banget: kurangi jumlah siung bawang yang dipakai!
solusi absurd ya? :))
tapi bener lho, saya sendiri pernah mencoba hal tersebut di dapur rumah.
bawang putih dan bawang merah yang  masing-masing biasanya sampai berjumlah 5-6 buah saya reduksi menjadi hanya 3 siung saja. dan itu hanya bawang putih saya, Buk! bawang merah tidak saya masukkan ke ulekan (bahasa kerennya apaan sih? :P) karena memang lagi ga ada di dapur. =P

lalu saya hanya memainkan takaran gula dan garam yang dimasukkan ke dalam penggorengan dan tentu bumbu lain sebagai penyedap (lengkuas dimemarkan dan daun salam). 
hasilnya? it's great!
enaakkk.... dan sayur yang saya bikin waktu itu habis tak bersisa.
see?
semoga dapat jadi motivasi ya emak-emak.. meskipun solusinya absurd banget. haha

3 comments:

  1. hihi betul sy paling suka kacang merah disayur, daun salam lengkuas bawangny 1 siung aj.. tomat garam gula.. ok jg rasany eaaaaaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, mbak.
      rasa oke ga oke itu sebenarnya hanya masalah kebiasaan. ^__^

      semangat bikin masakan sehat, bunda....

      Delete
  2. Sepertinya bawang itu sudah menjadi rohnya masakan Indonesia ya... apalah artinya makanan tanpa kandungan bawang-bawangan dan bumbu-bumbu ajaib khas indonesia yang lain... hehe,
    Salam kenal, sukses selalu mbak!

    ReplyDelete

haii....tinggalkan komentarmu setelah membaca blog ini. terima kasih...^^