about me

Sunday, April 14, 2013

mimpi saya tentang Jalan Braga

bismillah...

saya hampir setiap hari melewati jalan braga, terutama saat sore. ketika saya dan suami saya menyusuri jalan braga dengan sepeda motornya, kondisi jalan braga tetap sama dari waktu ke waktu: penuh dengan kendaraan. jalan yang sedianya hanya muat untuk dua mobil menjadi semakin sempit karena jalan bagian kanan dijadikan lahan parkir mobil dan motor. hal itu membuat suasana crowded di jalan sempit itu menjadi semakin semrawut. apalagi jika pemilik mobil-mobil menjadi egois dengan menguasai seluruh badan jalan. hal ini membuat pengendara motor menjadi gigit jari. mereka harus bersabar menunggu laju mobil yang tidak bisa disebut cepat.

bayangkan hal itu dan diberi efek hujan lebat dan angin yang selama 6 bulan terakhir mengguyur kota bandung. bagaimana semrawutnya jalan braga yang katanya menjadi icon kota Bandung?

Wednesday, March 20, 2013

Bawang dan Dilema Seorang Juru Masak

hanya ilustrasi [a photo by hikari]
 Seorang isteri atau ibu memiliki "kewajiban" memasak setiap hari untuk suami dan keluarganya. saya juga begitu, bagaimana dengan Anda? *ini malah jadi kayak iklan =)). kewajiban masak itu sangat berkaitan dengan harga bahan-bahan makanan di pasaran, baik itu sembako maupun teman2nya. dan isu paling heboh beberapa hari ini adalah harga bawang yang melonjak lima sampai enam kali lipat harganya. teman saya yang tinggalnya di Palembang sempat curcol alias misuh-misuh dengan saya di BBM karena ini.

"kalau masak mah nggak bisa sedikit bawangnya..." katanya.

saya juga berpendapat yang sama karena untuk menyingkirkan MSG dari list komposisi bahan makanan yang akan dimasak maka salah satu kuncinya adalah memperbanyak bawang merah dan bawang putih lalu ditambah dengan kombinasi garam+gula -yang sampai sekarang saya juga masih belum bisa membuat standar baku sendiri (penting gitu cus? =P).
lalu bagaimana jika harga bawang merah-putih itu sedang aktif mencekik dompet? 

Saturday, January 26, 2013

Tugas Para Ibu : Putuskan Mata Rantai MSG!


ilustrasi (photo by Hikari)
Saya sudah menikah dan saat ini tinggal di rumah mertua.
otomatis, saya masih belum bisa menguasai dapur seenak jidat. harus menyesuaikan.
saya juga belum bisa sepenuhnya mengendalikan dapur karena masih ada ibu mertua yang lebih ahli mengenai dunia permasakan dibanding saya. ditambah lagi saya berngkat pagi dan pulang malam, jadi ibu lebih dominan di dapur.

mengenai masakan, suami saya pernah bilang ke saya : "Di rumah nggak pernah make vetsin kok..."
dan well setelah kurang lebih 11 bulan saya menjelajahi dapur, perkataan suami saya salah 100%.
Di dapur saya menemukan rentetan kemasan R*y*o, dan teman-temannya, dari kemasan kecil hingga sedang. Saya hanya mesem melihat fakta tersebut.
Ketika saya berbicara kembali dengan suami saya mengenai hal itu, suami saya tetap keukeuh bahwa masakan rumahnya tidak memakai MSG, vetsin, micin, dan saudara-saudaranya. lalu saya mengatakan fakta di dapur dengan lugas
"di Dapur itu ada r*y*o dll. itu ya sejenis dengan micin."
suami saya hanya ber oo... pelan lalu melanjutkan makan masakan saya yang hanya berbumbu garam dan bawang itu.

Friday, November 30, 2012

urgensi sepasang manset bagi akhawat


sudah lama, sangat lama, saya ingin menulis tentang benda kecil ini.
saya termasuk orang yg sangat fanatik dengan pemakaian benda ini sejak saya faham bagaimana syariat islam dalam menutup aurat perempuan. meski hanya sekedar beli sayur ke tukang sayur yang ada di RT sebelah, saya harus pakai manset. kecuali kalau saya pakai jaket suami saya yang panjangnya melebihi ujung jari saya. ketika saya harus membayar sayur dan saya memakai jaket ini tanpa manset, saya menjulurkan uang itu dengan ujung2 jari tangan kanan saya, sedang kan tangan kiri menahan ujung jaket agar lengan bawah saya tidak terlihat. karena saya tau, lengan bawah saya adalah aurat yang wajib ditutup, sama wajibnya dengan menutup kaki saya dengan kaos kaki, juga sama hukumnya dengan memakai jilbab utk menutupi kepala, leher, rambut, dan dada saya.

namun saya sangat miris dengan banyaknya fenomena terbukanya aurat para akhawat dewasa ini. ngakunya aktivis masjid dan punya banyak binaan disana sini, tapi entah kenapa ia (mereka!) lalai akan kewajiban diri sendiri. ketika menuliskan problema di kampus di hadapan pada juniornya, dia menuliskan "tidak menutup aurat" padahal lengannya terbuka (cukup) lebar saat ia menulis di whiteboard. ironis. saya juga merasa sangat sedih ketika melhat para akhwat sholat dengan lengan yg terbuka. Alloh,, bukankan salah satu syarat sah sholat adalah menutup aurat? T^T
mari flashmob ala koprol bersama2.